Ki - Ka: dr. Gloria Novelita, SP. DVE, FINSDV, dr. M. Akbar Wedyadhana, SP. DVE, FINSDV, FAADV, Olivia Subaya | Foto: Dokpri diolah dengan Inshot |
Berbagai jenis polusi di Jakarta
Dilansir dari jakarta.bps.go.id dengan data yang diambil dari korlantas POLRI, jumlah kendaraan bermotor menurut jenis kendaraan (Unit) di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2020-2022 mengalami peningkatan signifikan.
Kendaraan yang dimaksud termasuk diantaranya mobil penumpang, bus, truk, dan sepeda motor. Jumlah total kendaraan ini di tahun 2020 saja mencapai 20.221.821 unit dan sebanyak 21.856.081 unit di tahun 2022.
Masih dari sumber yang sama, tahun 2021, DKI Jakarta memiliki 1.628 perusahaan manufaktur skala besar dan menengah yang tersebar di lima wilayah kota.
Adapun pembagian total tersebut yaitu 597 perusahaan di Jakarta Barat, 439 perusahaan di Jakarta Utara, 372 perusahaan manufaktur di Jakarta Timur, 113 di Jakarta Selatan dan 107 di Jakarta Pusat.
Sementara itu, di Jakarta yang hanya seluas 7.659,02 Km2 sudah termasuk perairan di Kepulauan Seribu, per tahun 2022, ditinggal lebih dari 10jt penduduk di 7 pembagian wilayah kabupaten/kota.
Angka ini tentu masih terus mengalami peningkatan seiring banyaknya peluang dan lapangan pekerjaan yang menjanjikan di Jakarta.
Efek domino polusi Jakarta untuk warganya
Tahu ngga sih kalau setiap unit kendaraan yang kita miliki atau kita tumpangi, menghasilkan Karbondioksida? Istilahnya jejak karbon transportasi.
World Resource Institue pada tahun 2016 dilansir dari data.tempo.co menyebutkan bahwa penggunaan transportasi menyumbang seperlima dari total emisi Karbondioksida global.
Baca juga: IMPLORA CLEANSING FACE & BODY BAR, JAGONYA MELEMBAPKAN KULIT KERINGMU
Mobil besar yang menggunakan bahan bakar bensin misalnya, dapat menghasilkan 200 gram lebih Karbondioksida per penumpang per Kilometer. Dikali dengan jumlah total unit mobil di Jakarta rasanya sudah bisa terbayang bagaimana sumuknya Jakarta dengan polusi udara.
Itu baru bicara jejak karbon transportasi yang dihasilkan oleh mobil saja, belum truk, bus, sepeda motor, hingga pesawat. Jangan lupa perusahaan-perusahaan manufaktur yang juga menghasilkan jejak karbon dari setiap produksinya.
Harus kita akui, kita tak hanya hidup dalam kungkungan polusi udara, kita juga hidup di tengah-tengah polusi suara yang tak ada habisnya terutama di jam-jam kerja dan sepulangnya.
Masalahnya, kondisi ini tak hanya menguras emosi dan kesehatan mental. Sebagai informasi, The Least and Most Stressful Cities Index 2021, dicatut dari cnnindonesia.com menyebutkan bahwa Jakarta menjadi salah satu kota dengan tingkat stress yang cukup tinggi.
Bukan hanya sekedar mental yang dihajar habis-habisan, kesehatan tubuh juga dipertaruhkan dengan banyaknya jumlah jejak karbon yang terus dihasilkan dari masifnya pergerakan bisnis di kota besar ini.
Belum habis sampai di sana, polusi udara juga nyatanya membawa dampak buruk bagi kesehatan kulit manusia terutama kulit wajah.
Coba deh sesekali perhatiin secara detail wajah kamu setelah setiap hari menerjang jalanan Jakarta yang super macet itu, bila tampak kusam, flek hitam atau berjerawat, bisa jadi ini bagian dari dampak yang dibawa polusi. Apalagi kalau sampai kamu skip double cleansing saking capenya di malam hari. Bisa-bisa kondisi wajah jauh lebih parah.
Aku pernah mengalami ini. Untungnya jenis kulit wajahku bukan yang berjerawat parah. Tapi tetap saja, meski hanya satu dua jerawat, dengan flek hitam yang mulai muncul di sana sini cukup mengganggu dan bikin rasa percaya diri sedikit berkurang.
Syukurlah lewat penggunaan skincare yang tepat dan rutin, urusan masalah di wajah lambat laun perlahan hilang juga.
Jangan tanya berapa lama. Lama! Butuh kesabaran ekstra bila berurusan dengan bekas jerawat dan flek hitam.
Dilansir dari portal siloamhospital.com, polusi udara mengandung partikel-partikel berbahaya dan radikal bebas yang dapat meresap ke kulit wajah sehingga menimbulkan sejumlah masalah seperti memicu munculnya jerawat, flek hitam bahkan kanker kulit.
Hal ini terjadi karena berbagai polutan udara dapat memengaruhi kulit secara langsung dan memicu stres oksidatif.
Hal ini sejalan dengan informasi yang disampaikan para pakar biologi molekuler dalam International Journal of Molecular Sciences, perubahan iklim dapat merusak skin barrier atau lapisan terluar kulit yang menjadi pertahanan pertama tubuh sehingga meningkatkan risiko iritasi dan infeksi kulit.
Bisa dibilang, polusi, baik polusi udara, suara, tanah, air dan cahaya membawa efek domino yang tidak baik untuk warga Jakarta.
Upaya menjaga kesehatan kulit
Bicara soal kulit yang merupakan organ terbesar dan pelindung terluar tubuh manusia serta kaitannya dengan rentetan polusi udara yang menyelimuti kehidupan keseharian kita, butuh pemilihan produk yang tepat dan konsistensi yang baik untuk memastikan kesehatan kulit tetap optimal setelah beraktivitas sehari-hari.
Ada beberapa upaya menjaga kesehatan kulit, terutama kulit wajah yang dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-hari:
Menjaga pola makan yang baik
Untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat, salah satu yang penting dilakukan adalah menjaga pola makan dengan baik.
Hindari terlalu banyak mengonsumsi makanan berminyak, konsumsi protein baik hewani maupun nabati sesuai porsi kebutuhan harian kamu.
Selain itu, kurangi pula konsumsi makanan olahan.
Penting juga untuk mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan. Selain sebagai pelengkap Vitamin C dan serat, kandungan nutrisi yang terdapat pada buah, terutama Vitamin C dapat mencerahkan kulit serta berperan sebagai antioksidan yang mampu menjaga kesehatan kulit sekaligus mencegah penuaan dini.
Istirahat yang cukup
Poin ini kerap sekali diabaikan, terutama para pekerja di kota urban yang lebih memilih lembur alih-alih memberikan istirahat yang cukup bagi tubuh.
Padahal, istirahat yang cukup dapat membuat kulit terlihat lebih muda. Hal ini karena tubuh memproduksi kolagen atau zat protein yang membuat kulit kenyal dan halus serta hormon pertumbuhan yang bisa memperbaiki sel dan jaringan kulit.
Baca juga: CEK KESEHATAN DENGAN KONSEP HOSPITALITY TERBAIK ALA ZAP HEALTH
Selain itu, memberikan waktu tidur 7-8 jam setiap hari bagi orang dewasa berusia 18-40 tahun dapat memperbaiki dan meregenerasi kulit.
Hindari rokok dan alkohol
Rokok adalah produk tembakau yang dimaksud untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup yang dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya yang mengandung nikotin dan tar.
Selain sifatnya yang adiktif, nikotin yang terdapat dalam rokok juga bisa berkontribusi menghasilkan keriput dini di wajah.
Belum lagi, merokok bisa mengurangi aliran darah yang mengalir ke kulit akibat pembuluh darah yang tersumbat sehingga membuat kekurangan Oksigen dan nutrisi pada kulit termasuk kulit wajah.
Kelola stress dengan baik
Dilansir dari Halodoc, saat stress, tubuh akan memproduksi hormon kortisol lebih banyak. Hormon ini akan memengaruhi produksi minyak pada kulit.
Padahal, sudah jadi rahasia umum bahwa kulit yang berminyak akan lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan pada kulit seperti jerawat.
Lakukan olahraga secara rutin
Saat berolahraga, kelenjar keringat akan memproduksi lebih banyak keringat yang dapat mendorong sel kulit mati dan kotoran yang terkunci di dalam pori-pori kulit untuk keluar. Hasilnya, pori-pori kembali bersih dan tak tersumbat sehingga membuat kulit menjadi lebih sehat.
Gunakan skincare dengan rutin
Setiap kali beraktivitas baik di dalam maupun di luar, selalu gunakan sunscreen untuk melindungi skin barrier kamu dari paparan sinar matahari langsung.
Meski memang diperlukan, namun paparan sinar UV langsung ke kulit nyatanya dapat memicu masalah kesehatan seperti munculnya tanda tanda penuaan dini, peningkatan risiko kanker kulit hingga melasma.
Selain sunscreen, pastikan juga selalu rutin menggunakan skincare set yang sesuai dengan jenis dan kebutuhan kulit kamu.
Seperti yang sudah aku sebutkan sebelumnya, butuh konsistensi untuk menjaga kesehatan kulit tetap optimal setelah beraktivitas seharian.
Pesatnya pertumbuhan industri kosmetika di Indonesia
Data dari Indonesia.go.id menyebutkan bahwa industri kosmetika Indonesia tumbuh mencapai 21,9% yaitu 913 perusahaan di tahun 2022 dan 1.010 perusahaan di pertengahan tahun 2023.
Pertumbuhan ini sekaligus menjadi bukti meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap skincare. Contoh lain yang menjadi cerminan peningkatan kebutuhan akan skincare ini adalah tingginya demand terhadap produk serta prosedur perawatan kulit berbasis teknologi asal Korea.
Ngga heran sebab minat masyarakat terhadap budaya pop Korea dan bintang-bintangnya yang kini menjadi standar kecantikan di Asia pun terus meningkat.
Pesatnya pertumbuhan industri kosmetika di Indonesia ini bisa saja disebut keuntungan seiring dengan banyaknya pilihan. Sayangnya, kenaikan tersebut umumnya bertujuan untuk fungsi mempercantik semata.
Padahal, akan lebih baik jika sebuah produk kosmetik tidak hanya didesign untuk kebutuhan kecantikan, namun juga kesehatan mengingat lingkup pergerakan kita tak bisa jauh dari polusi udara.
Ya, belum banyak produsen yang secara aktif berperan dalam upaya peningkatan kesehatan kulit secara menyuluruh.
Jawab kebutuhan masyarakat Indonesia, Interbat Aesthetic luncurkan rangkaian produk untuk merawat dan mengembalikan kesehatan kulit
Beruntung bisa terlibat langsung dalam peluncuran rangkaian produk Xtracare | Foto: Dokpri |
Meski menjadi tantangan, kabar baiknya, hidup berdampingan dengan polusinya nyatanya membuat minat masyarakat Indonesia terhadap perawatan kulit atau skincare semakin meningkat. Namun perlu diingat agar hal tersebut diimbangi pula dengan pemahaman bahwa kecantikan dan penampilan itu berawal dari kulit yang sehat pula.
Baca juga: KIAT PERCAYA DIRI JALANI HARI
Menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia atas produk skincare yang tidak hanya merawat tapi juga mengembalikan kesehatan kulit dengan mengikuti kiblat skincare dari Korea, Interbat Aesthetic meluncurkan rangkaian produk pertamanya di bawah brand Xtracare sebagai Ionic Skincare System pertama di dunia yang memadukan teknologi Ion Balancing Minerals dengan Intercellular Lamellar Emulsion.
Peluncuran ini dilakukan di La Vie Suites Apartemen, pada 20 Februari 2024 lalu dengan menghadirkan:
- dr. Gloria Novelita, SP. DVE, FINSDV
- dr. M. Akbar Wedyadhana, SP. DVE, FINSDV, FAADV
- Olivia Subaya selaku Product Manager Xtracare, serta
- Derrick Sukamto, Vice President PT Interbat
"Pertumbuhan industri kosmetika Indonesia terus meningkat secara fenomenal. Banyak sekali produk kosmetika yang ditujukan untuk fungsi mempercantik. Namun, belum banyak produsen yang secara aktif berperan dalam upaya peningkatan kesehatan secara menyeluruh. Fokus kami di Interbat Aesthetic adalah kesehatan kulit, karena kami percaya bahwa kecantikan dan rasa percaya diri dapat dimulai dari kulit yang sehat. Xtracare adalah rangkaian produk skincare pertama dari Interbat Aesthetic yang pastinya sudah teruju klinis dan mampu memperbaiki skin barrier dan mengembalikan fungsi kulit yang rusak." Ungkap Derrick Sukamto, Vice President PT Interbat.
Xtracare: menguak rahasia alam untuk self healing kulit
Beberapa produk Xtracare yang diluncurkan | Foto: Dokpri |
Pada tahu ngga sih kalau kulit bisa melakukan self healing? Nah, lho! Kaget ya? Sama!
Untuk urusan kesehatan, kita tentu sudah familiar dengan unsur Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Kalsium sendiri selama ini dikenal dengan kemampuannya memelihara kesehatan tulang dan gigi, membantu kinerja otot, mengoptimalkan fungsi saraf, menjaga kesehatan jantung hingga membantu proses pembekuan darah pada luka terbuka.
Sama dengan Kalsium, Magnesium juga bermanfaat menjaga kesehatan dan kekuatan tulang karena kemampuannya membentuk sel tulang baru dan menjaga kepadatan tulang.
Namun, saat peluncuran produknya beberapa hari lalu, Xtracare datang membawa kabar gembira. Menguak rahasia alam, ternyata kedua unsur di atas, yaitu Kalsium dan Ion Magnesium mampu bekerja untuk kesehatan kulit manusia.
"Satu inovasi teknologi Korea yang saya lihat mampu menjawab kebutuhan itu adalah Ion Balancing Minerals", Ujar dr. Akbar dalam pemaparannya. "Ini terobosan baru yang sangat penting, karena sebenarnya skin barrier di kulit manusia itu bisa melakukan self-healing atau memulihkan dirinya sendiri ketika diberi perlakukan yang tepat." Lanjutnya.
Cara kerjanya adalah dengan cara mengkombinasikan Intercellular Lamellar Emulsion - formulasi dengan konsentrasi ceramide, kolesterol dan asam lemak yang sangat spesifik dan menyerupai struktur kulit manusia, sel kulit akan terangsang untuk membentuk kolagen dan memperbaiki jaringan yang rusak ataupun mengalami penuaan.
"Tidak usah khawatir sebab kedua teknologi Korea ini telah teruji klinis dan hasil penelitiannya telah dipublikasikan di seluruh dunia, sehingga sebagai dermatolog, saya tidak ragu untuk merekomendasikannya sebagai perawatan paska prosedur kosmetik yang invasif ataupun saat kulit sedang sangat rentang dan memerlukan pemulihan mendalam." Ujar dr. Akbar.
Sebagai informasi, Ion Balancing Minerals adalah teknologi pertama di dunia yang berhasil menggunakan ion dari Mineral alam Kalsium dan Magnesium dalam formulasi skincare yang stabil.
Ion sendiri adalah molekul bermuatan listrik yang terdapat di alam termasuk sel tubuh kita.
Contoh paling sederhana yang dipaparkan saat peluncuran produk ini adalah, bagaimana tubuh dan pikiran manusia berangsur-angsur terasa lebih segar saat berada di alam terbuka.
Hal tersebut terjadi karena ion negatif yang tersedia berlimpah di alam seperti di pantai, pegunungan dan air terjadi, secara langsung dapat menyeimbangkan kadar ion tubuh.
Sementara jika kondisi ion di dalam sel tubuh tidak seimbang, dapat menyebabkan berbagai permasalahan seperti meningkatnya radikal bebas hingga peradangan. Sebaliknya, jika ion di dalam tubuh seimbang, Kalsium dan Magnesium akan membantu sel kulit melakukan self-healing dan memperkuat skin barrier, mengunci kelembapan dan melindungi kuit dari bakteri penyebab infeksi dan jerawat.
Dihasilkan lewat kerjasama dengan pakar Biomedis terkemuka asal Korea
Tak ingin bermain-main memberikan yang terbaik bagi konsumen, Interbat menggandeng dr. MyungJin Lee, Ph.D, pakar biomedis terkemuka asal Korea dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang skincare.
Sehingga, formulasi Xtracare dengan kombinasi Ion Balancing Minerals dan Intercellular Lamellar Emulsion adalah hasil kerjasama Interbat dengan dr. MyungJin Lee lewat pengadaan sejumlah riset yang bekerjasama dengan Departemen Dermatologi Korea University Medical Scholl dan Daejeon BioVenture Technopark untuk bisa menghadirkan Ionic Skincare System pertama di dunia ini.
Perlu dicatat juga, meski produk ini dihasilkan dengan menggunakan teknologi yang sangat mutrakhir, namun bahan-bahan aktifnya diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan serta mineral alam sehingga aman bahkan untuk kulit yang rentan dan sensitif.
Terdiri dari dua rangkaian
Uniknya lagi, Interbat sepertinya tak ingin menyianyiakan kerjasama yang berlangsung dengan pakar biomedis tersebut mengingat produk yang dihasilkan tak hanya satu namun dua rangkaian sekaligus.
Ya, Xtracare terdiri dari 2 rangkaian kategori yaitu Xtrabarrier dan Xtrawhite. Masing-masingnya memiliki rangkaian produk yang lengkap seperti cleanser, booster, serum dan lainnya.
Bagi kamu yang tertarik untuk mencoba produk ini, silakan bersabar, sebab Xtracare akan segera tersedia secara terbatas di klinik-klinik dermatologi terkemuka.
Dengan kehadiran Xtracare, harapannya, masyarakat Indonesia dapat bekerja aktif dan berkreasi sepanjang hari tanpa khawatir polusi sebab kulit terlindungi sepanjang hari dan bisa melakukan self-healing.
Sebab yang butuh self-healing tak hanya manusianya saja, tapi organ tubuhnya juga termasuk kulit di dalamnya.
Sumber-sumber:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/12/13/dki-jakarta-miliki-1628-perusahaan-manufaktur-pada-2021#:~:text=Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20mencatat,di%20Jakarta%2C%20yakni%20597%20perusahaan.
https://www.bpkp.go.id/dki1/konten/752/Profil-Ibukota.bpkp#:~:text=Berdasarkan%20Keputusan%20Gubernur%20Nomor%201227,lautan%20seluas%206.997%2C50%20km2.
https://jakarta.bps.go.id/indicator/12/1270/1/jumlah-penduduk-menurut-kabupaten-kota-di-provinsi-dki-jakarta-.html
https://data.tempo.co/data/1412/berapa-banyak-jejak-karbon-setiap-moda-transportasi
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20220305164235-269-767186/riset-ungkap-jakarta-masuk-kota-dengan-tingkat-stres-tinggi-di-dunia
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/bahaya-polusi-udara-untuk-wajah
0 Comments