Azza Aprisaufa Hadirkan Saufacenter Kurangi Pengangguran Terdidik di Aceh Tengah

 

Azza Aprisaufa selaku CEO Saufacentercom | Foto: YouTube SATU Indonesia Award

Tingkat pengangguran individu terdidik di Indonesia dan dampaknya dilihat dari berbagai sisi

Mei 2024, Kompas.com merilis berita yang didasarkan pada data BPS, ada sebanyak 452.713 lulusan S1, S2, dan S3 yang tidak bekerja. 

Dari sumber yang sama diperoleh pula data bahwa persentase pengangguran di Indonesia mencapai 4,82% atau sebanyak 7.195.000 orang per Februari 2024. 

Menurut goodstats, tingginya angka pengangguran lulusan Sarjana di Indonesia disebabkan oleh beberapa hal seperti kegagalan link dan match, keterampilan yang kurang sesuai dengan kebutuhan pasar, kesenjangan keterampilan, kurangnya proaktivitas dalam mencari informasi pekerjaan, serta sikap yang terlalu memilih-milih dalam bekerja. 

Di samping itu, alasan lain di balik tingginya angka pengangguran adalah pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat, kesenjangan pendidikan, pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang, kurangnya keterlibatan industri, sistem pendidikan dan sistem pelatihan yang buruk, kecenderungan untuk bekerja di sektor publik, serta tidak adanya sistem informasi terkait pasar tenaga kerja.

Pengangguran pada individu terdidik termasuk sarjana, dapat membawa dampak yang kurang sehat pada kehidupan sosial dan perekonomian masyarakat termasuk pada individu yang mengalaminya. 

Dari sisi perekonomian, pengangguran dapat menyebabkan menurunnya tingkat produktivitas dan pendapatan masyarakat. Jangka panjangnya, hal ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. 

Dari sisi sosial, pengangguran bagi seorang individu terdidik dapat menyebabkan kemiskinan dan masalah sosial lainnya. 

Di samping itu, menjadi seorang pengangguran bagi individu terdidik akan membuat individu yang bersangkutan merasa terjebak dalam situasi di mana mereka tidak dapat menggunakan potensi mereka sepenuhnya dan dunia kerja. 

Azza Aprisaufa, oase bagi pengangguran terdidik di Aceh Tengah

Azza Hadirkan Teknologi Berbasis Aplikasi Android bantu kurangi pengangguran terdidik di Aceh Tengah 
| Foto: YouTube Satu Indonesia Award

Semestinya, sebagai seseorang yang memiliki gelar sarjana, individu tersebut diharapkan dapat memiliki peluang kerja yang lebih baik, tingginya kepercayaan diri, relasi yang luas serta memiliki karakter yang kuat. 

Sayangnya, ternyata meski telah menyandang gelar sebagai Sarjana, tak sedikit warga Kabupaten Aceh Tengah yang terpantau masih pengangguran. Setidaknya begitu menurut Azza Aprisaufa. 

Pada tahun 2024, jumlah pengangguran terbuka di Aceh hingga Februari terhitung 5,56% atau sekitar 145.560 jiwa. Padahal, menggunakan hitungan yang sama, maka sebanyak itu pulalah skill mahal yang sebenarnya bisa dimanfaatkan di daerah ini entah itu untuk kebutuhan pribadi atau untuk perkembangan daerah yang ditinggali. 

Permasalahan inilah yang kemudian membuat Azza tergerak untuk menghadirkan solusi dalam rupa aplikasi saufacenter.com, sebuah aplikasi yang menawarkan win win solution baik bagi pengangguran terdidik, maupun bagi pengguna yang membutuhkan bantuan namun belum mendapatkan tenaga kerja yang dinilai tepat dan memiliki kapasitas dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. 

Keunggulannya adalah, aplikasi ini menjadi wadah yang mempertemukan masyarakat yang membutuhkan bantuan di berbagai bidang dengan para Sarjana dan Magister yang berdomisili di kota tersebut. 

"Uniknya, siapapun bisa mendaftarkan diri sebab aplikasi ini memberikan peluang seluas-luasnya tak terbatas urusan, kepentingan dan keperluan masyarakat, termasuk pula melintasi segala usia. Catatan yang perlu dipenuhi adalah calon pekerja sudah memiliki gelar Sarjana atau Magister."

Tak heran bila Azza mengusung tagline "Satu aplikasi, 1.000 tenaga ahli" untuk mendeskripsikan karyanya. 

Sayangnya, perlu digarisbawahi bahwa aplikasi ini memang masih menyasar para pengguna yang berada di wilayah yang sama, yaitu Aceh Tengah. 

Meski demikian, munculnya aplikasi ini di tengah-tengah warga Aceh Tengah mirip seperti oase khususnya bagi pengangguran terdidik di sana termasuk bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan di berbagai bidang. 

Dari sisi client, aplikasi ini akan sangat membantu karena harga yang dipatok terbilang murah, hanya sekitar Rp 30.000 - Rp 40.000 saja per jam. Dari sisi profesional atau lulusan terdidik, ini menjadi peluang bagi mereka untuk mendapatkan penghasilan sesuai kapasitas dan jam kerja yang mereka habiskan. 

Sempat tidak dipercaya oleh warga

Berangkat dari latar belakang ilmu Sarjana Argonomi di salah satu universitas di daerah Sumatera Utara, nyatanya tak membuka pekerjaan yang selaras dengan ilmu yang diterimanya di bangku kuliah.

Setiap waktu kosong yang dimilikinya, dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan baru termasuk di dalamnya public speaking dan coding. Siapa sangka, berkat ketekunannya mengisi waktu luang dengan pengetahun baru itu, jadi pintu baginya membuka peluang kerja ke ribuan Sarjana dan Magister di kampung halaman tercinta. 

Ya, aplikasi Jasa Sarjana diciptakan sendiri olehnya, dilakoni sendiri sampai jadi dan siap digunakan. 

Sebagaimana produk baru pada umumnya, Azza juga harus menghadapi hal serupa. Produknya dipandang sebelah mata dan sulit baginya untuk mendapatkan kepercayaan dari warga. 

Begitupun, tak putus usahanya untuk terus memperkenalkan karyanya hingga akhirnya, tahun 2018, Azza dipertemukan dengan ajang SATU Indonesia Award, ajang penghargaan yang ditujukan untuk orang-orang inspiratif di bidang pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, kesehatan, dan teknologi. 

Lewat SATU Indonesia Award, Pemerintah setempat dan Jasa Sarjana bisa bekerjasama

Azza Aprisaufa pemenang SATU Indonesia Award 2018 | Foto: SATU Indonesia Award

Meski berjuang sendiri sejak tahun 2016, sempat pula dicibir warga setempat, kerja keras Azza ternyata menemukan pintu keberhasilannya lewat SATU Indonesia Award. Ia berhasil memenangkan ajang bergengsi yang digelar oleh PT Astra International Tbk lewat kategori Teknologi berbasis aplikasi android. 

Ajang ini pulalah yang kemudian lambat laun membantunya mendapatkan kepercayaan dari warga. Bukan hanya itu, nama Saufacenter terus melambung tinggi sampai akhirnya ia berhasil mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah setempat lewat kerjasama yang akhirnya terjalin dengan institusi pemerintah tersebut. 

Post a Comment

0 Comments