Maharani; Tinggalkan PNS Demi Jadi Petani

Maharani | Foto: Fathul Rakhman/Mongabay Indonesia

Mungkin bagi sebagian orang, tempat kering kerontang niscaya hampa dan tidak menghasilkan. Padahal jelas sekali, saat ini terjadi, selain lingkungannya tak elok dipandang, tak nyaman pula ditinggali dan ini berarti berkurang pula lahan penghasilan bagi sebagian petani di suatu wilayah. 

Apesnya lagi, saat ini anak muda lebih memilih untuk menjauh dari lingkup kerja pertanian dengan berbagai alasan. 

Dilansir dari Media Indonesia, alasan tersebut diantaranya kurangnya dukungan, citra sektor pertanian yang kurang bergensi, kesejahteraan pekerja yang rendah, kebutuhan akan kehidupan yang nyaman, edukasi yang kurang merata serta ulasan lahan pertanian yang terus berkurang. 

Beruntungnya Indonesia, ketika menjadi pekerja di corporate adalah impian bagi sebagian besar anak muda dan menjadi ASN  masuk dalam list cita-cita sebagian lainnya, sekitar satu dekade lebih lalu, seorang anak muda dari Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat justeru meninggalkan pekerjaannya sebagai dosen pegawai negeri sipil di Lombok dan beralih profesi menjadi seorang petani. Ia adalah Maharani. 

Gara-gara lahan kosong dan kering

Saat semestinya ia bisa menapaki jenjang karir lebih tinggi lagi, bermodalkan pendidikan berlatarbelakang pertanian, ia memutuskan beralih profesi dari Dosen PNS menjadi petani dan melatih petani di sekitar hutan termasuk anak-anak muda di wilayahnya agar mau menjadi petani. 

Keputusan untuk meninggalkan karirnya kemudian menjadi bulat gara-gara lahan kosong, kering dan tidak terpakai sehingga membuat Nusa Tenggara Barat yang dicintainya tampak tandus.

Matanya yang sudah berbekal ilmu pertanian melihat kondisi tersebut dengan sudut pandang berbeda; peluang. Hanya saja memang tugasnya cukup berat karena peluang tersebut perlu dijemput dengan cara pemanfaatan yang tepat disertai dengan SDM yang mumpuni. 

Dan pohon Gaharu adalah "penyelamat" yang dipilihnya untuk memulihkan kondisi tanah NTB yang gersang. Tanaman ini pulalah yang kemudian menjadi pintu gerbang melesatnya penghasilan para petani di sekitarnya. 

Gaharu dan deretan manfaatnya

Gubal gaharu, bahan pembuat parfum | Foto: Fathul Rakhman/Mongabay Indonesia

Pohon Gaharu adalah sejenis pohon anggota suku gaharu-gaharuan. Jenis ini umumnya bisa dijumpai di Bangladesh, Bhutan, India, Iran, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand termasuk Indonesia.

Tanaman ini menjadi sangat penting karena bagian-bagian pohonnya sendiri, memiliki manfaatnya masing-masing.

Gaharu sendiri khususnya bagian gubal (galih gaharu) merupakan bahan dasar pembuatan parfum, daunnya bisa dimanfaatkan menjadi teh, ekstrak daunnya bisa jadi minyak gaharu, sedangkan batangnya (bukan gubal) bisa dijadikan sebagai tasbih, dupa, kosmetik hingga sabun. Dengan demikian, bisa dikatakan, petani bisa memanfaatkan semua bagian pohon gaharu hingga tak ada yang terbuang.

Uniknya adalah, ketika tanaman lain memerlukan persiapan lahan dan air yang cukup untuk tumbuh dan berkembang, sebaliknya tanaman Gaharu justeru bisa tumbuh lebih "menderita" di atas lahan kritis, kering dan berbatu.

Kata menderita untuk pertumbuhan tanaman di atas lahan kritis ini mengacu pada perjuangan keras pohon Gaharu untuk bertumbuh sehingga bisa menghasilkan kualitas gubal yang jauh lebih bagus dibandingkan yang ditanam di tanah subur.

Dengan begitu, bisa dikatakan sekali mengayuh, dua tiga pulau terlampaui. Penanaman pohon Gaharu tak hanya memperbaiki perekonomian para petani dengan memanfaatkan lahan kritis, namun berhasil pula menghijaukan kembali ratusan Hektare lahan kritis tersebut.

Kabar baiknya adalah, gubal, salah satu bagian pohon ini, yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan parfum, dibanderol dengan harga yang cukup fantastis, yakni di rentang harga Rp5-10jt per Kg nya. Sedangkan untuk kategori "King" harganya jauh lebihgila lagi, karena mencapai Rp50-70jt per Kg nya.

Tantangan pemberdayaan SDM

Bukan hanya menyandang status sebagai Dosen PNS, ia juga adalah seorang Doktor Pertanian. Namun ternyata gelar ini bukan tak membuat jalannya mendapatkan "hati" para petani menjadi lebih mulus. 

Ia dicibir dari berbagai arah. 

Namun niat baik terus membuatnya berpegang pada pendiriannya. Ia meyakinkan para petani khususnya anak muda bahwa menjadi seorang petani tak identik dengan kemiskinan.

Tak berhenti sampai di sana. Maharani juga harus memutar otak mendapatkan cara yang tepat untuk mengajak masyarakat agar mau bergerak bersama.

Kalau saja awal perkenalannya dimulai dengan kisah yang hanya berujung soal penghijauan lingkungan, bisa jadi kehadirannya tak diterima dengan baik oleh masyarakat. Namun dengan edukasi dan ide yang tepat, ia mengangkat soal manfaat ekonomis yang akan diterima oleh para petani, maka keinginannya untuk melancarkan misi menghijaukan lingkungan, pun bisa terpenuhi.

Hawa sejuk di tengah isu global boiling

Belakangan, berita panasnya sejumlah wilayah di Indonesia dan di sebagian penjuru dunia, semakin kuat. Kondisi ini tak lagi disebut global warming melainkan sudah jadi global boiling.

Istilah ini menjurus pada situasi ketika suhu Bumi secara drastis melebihi batas normal akibat efek rumah kaca dan aktivitas manusia.

Aktivitas yang dimaksud termasuk pula maraknya penggunaan kendaraan roda dua, industri, penebangan pohon secara liar, pembakaran hutan, pembukaan lahan, hingga pemanfaatan area hutan untuk pertambangan, pengeboran minyak hingga pemukiman.

Sejak 2014 hingga tahun 2020 saja, Maharani bersama teman-temannya telah berhasil menanam Gaharu di Lombok Utara 250 Ha, Lombok Barat 200 Ha, Lombok Tengah 100 Ha, dan Pulau Sumbawa sekitar 500 Ha yang diinisiasi sendiri, dukungan pemerintah, dan tanggungjawab sosial perusahaan.

Dengan begitu, ratusan finansial warga pula yang telah "berhasil" diselamatkan oleh Maharani dan Gaharunya. Yang terpenting adalah, edukasi bahwa menjadi petani tak melulu identik dengan kemiskinan dan perlu untuk disingkirkan.

Kehadiran Maharani dan edukasi seputar pohon Gaharunya tak hanya berhasil menjaga komunitas anak muda petani di Lombok dan sekitarnya, namun telah berhasil pula menghijaukan lingkungan di tengah isu pemanasan global yang kian masif.


Referensi tulisan:

https://jabar.viva.co.id/news/15085-maharani-pembuka-harapan-baru-para-petani-gaharu

https://www.mongabay.co.id/2020/01/07/petani-muda-lombok-ini-pulihkan-lahan-dengangaharu-dan-buah-buahan/

Post a Comment

0 Comments